Siapa sangka mama Jari Jahusen (73), janda tua yang ditinggal di Rayuan Kelapa Barat RT 014 RW 006 Kelurahan Lewoleba Utara, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur ini sudah puluhan tahun mengarungi lautan. Pekerjaannya sebagai nelayan dilakoninya lebih dari 20 tahun, sejak dirinya menjanda ditinggal suaminya yang melaut entah kemana dan tidak pernah kembali.
"Saya tidak tau, suami saya pergi sama perempuan atau pergi ditelan Samudra. Sejak itu saya sendiri yang ke laut cari ikan untuk hidupi anak," ungkap Mama Jari Jahusen,
Namun kini di umurnya yang semakin tua yakni 73 tahun, sudah merasa tidak kuat melawan panasnya matahari dan ganasnya terjangan ombak. Dia meringkuk lemas di gubuknya yang berdinding seng bekas yang berukuran 3x3 yang di bangun dengan menumpang tanah seorang pemilik tanah yang berada di lingkungan tersebut.
Kondisi ini diakuinya hampir 1 tahun, dan sampai sekarang masih melaut melaut dengan bermodalkan sampan kecil untuk memancing untuk bertahan hidup dengan ke 3 anak asuhmya. Bahkan untuk berjalan keluar kamar saja harus tertatih-tatih. Dia mengaku sering jatuh saat hendak melangkah ke luar rumah,kondisi mama janda ini di bilang kuat karena selepas di tinggal meninggal ke tiga anaknya Ia memutuskan untuk mengasuh beberapa anak yang di ambil dari keluarganya,ada 3 anak yang di asuh yaitu Abdul (14) dan bersekolah di MTS Negeri 2 Lembata Haryati (7) yang belum sekolah dan yang si kecil ayu (5)
"Sakit ini saya tahan saja, anak saya selalu datang untuk bawakan makanan. Jangankan untuk biaya berobat untuk makan sehari-hari juga susah. Saya tidak mau membebani anak anak saya," akunya lirih yang mengaku anaknya laki-lakinya yang berumur umur 14 tahun yang selalu pergi melaut mengikuti Lampara untuk bisa membelikan beras dan kebutuhan lainnya walaupun Ia masih bersekolah.
Bantu suport untuk mama mama janda di Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur dalam kelangsungan hidup mereka yang semakin hari di bawah kata terseyum dengan kebahagian mereka.