#LUMAJANG BANGKIT

Erupsi gunung Semeru pada tanggal 4 Desember 2021 silam, memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat Lumajang terutama di kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Korban jiwa, rumah hancur, lahan pertanian, gagal panen dan hewan ternak yang mati atau dijual murah.

Menurut data rekapitulasi BNPB, total kerugian dari sisi hewan ternak mencapai 3.206 ekor yang mencakup sapi potong, kambing/domba dan unggas. 

Kami dari Tatar Nusantara, program dari Sekolah Relawan, membersamai masyarakat di desa Supiturang, Pronojiwo, di masa pemulihan pasca erupsi gunung Semeru. Menjadi pendengar dari keluh kesah masyarakat bagaimana rumah mereka hancur dan sumber penghidupan mereka dari bertani dan beternak saat ini mati. 

Banyak lahan pertanian yang hancur dan tidak bisa diolah lagi. Tapi, masih ada titik terang untuk masyarakat Supiturang agar bisa memulai proses pulih dan tumbuh mereka setelah bencana erupsi. 

Kembali beternak. 

Patungan hewan ternak untuk Lumajang ini akan memberikan bantuan hewan ternak kepada masyarakat yang kehilangan sapi atau kambing akibat erupsi Semeru. Dengan kembali beternak di wilayah yang aman (lahan relokasi), masyarakat akan mulai produktif dengan kegiatan ngarit dan ngangon ternak. 

Kembali beternak diharapkan menjadi titik awal masyarakat untuk bisa pulih dan bangkit pasca erupsi Semeru.  Dan menjadi proses 'tumbuh' ketika lahan relokasi siap mereka tempati. Karena beternak adalah tabungan.