“entah berapapun yang dikasih oleh murid yang mengaji, saya tidak akan berhenti mengajar selama Allah memampukan saya, karena saya tidak berharap diberi oleh manusia, biar saja Allah yang memberi saya upah, karena janji Allah itu pasti, kalaupun tidak dibalas di dunia semoga Allah balas di akhirat nanti dengan kemudahan jalan menuju SyurgaNYA”.

Begitu kata ustadz Abdul, salah satu hamba Allah istimewa. Beliau adalah guru mengaji di kampung dan mempunyai  murid  yang ketika mengaji harus pindah ke rumahnya karena di masjid sudah tidak tertampung. Iuran mengajar ngaji Ustadz Abdul adalah dua ribu rupiah dalam satu bulan, itupun hanya 5 atau 6 murid saja yang ikut membayar iuran, bayangkan berapa nilai yang beliau dapat dalam satu bulan. Akan tetapi, beliau adalah hamba Allah istimewa, manusia yang sudah selesai dengan dunianya, dan pasti yang beliau harapkan betul-betul hanya pahala jariyah yang nantinya akan memudahkan beliau menuju Syurga seluas langit dan bumi.

PANDA Garut membuat sebuah program yang bertajuk “kado kadeudeuh untuk hamba Allah istimewa”, program yang kami buat untuk memberi hadiah kepada mereka yang berkhidmat untuk ummat, mereka yang terkenal di langit meski tak terkenal di bumi, mereka adalah guru-guru mengaji di pelosok, para penggali kubur, para pemandi jenazah, para supir ambulance yang on call 24 jam. Mungkin apa yang kami beri hanya apresiasi sederhana, bukan tentang nilai tapi tentang perhatian bahwa mereka sudah memberikan waktu dan tenaganya untuk berkhidmat pada agama baginda rasul.

Lalu para penggali kubur yang merupakan pahlawan di terminal terakhir tempat peristirahatan manusia, mereka rela dihubungi kapanpun tak mengenal waktu untuk menggali, dan kebanyakan dari mereka sudah berusia senja. Salah satu dari mereka bernama pak karna, ketika ada kesempatan berbincang dan ditanya kenapa masih mau menggali kubur jam berapapun padahal usianya tak lagi muda, beliau hanya menjawab dengan tersenyum “saya hanya punya tenaga untuk bisa berbuat baik untuk orang lain, dan hanya bisa menggali kubur, maka jika itu yang hanya bisa saya lakukan untuk bisa bermanfaat untuk orang lain saya akan lakukan itu, karena saya ingin banyak mengumpulkan amal baik sebelum saya meninggal”;katanya sederhana tapi membekas di ingatan kami.

Ada pak kholil, salah satu supir ambulance yang darinya kami belajar arti sebenarnya dari “pengorbanan tanpa batas”, beliau bilang selama ini setiap waktu istirahat tidak pernah sekalipun mematikan gawainya, padahal jika dalam dirinya tidak terbentuk pribadi istimewa, beliau bisa saja menolak atau mematikan gawainya karena beliau juga butuh istirahat, lagi-lagi kalimat sederhana dengan makna yang membuat kami tertampar yang keluar dari beliau “selama bisa bermanfaat untuk orang lain, maka saya rela mengantar kemanapun dan kapanpun selagi bisa dan semoga Allah menguatkan saya".

Pemandi jenazah tak kalah kerennya, beliau-beliau ini yang siap dan akan datang kapanpun saat ada yang meninggal dunia, mereka rela menyiapkan semua perlengkapan sampai mengkafani tanpa kenal waktu. Salah satu diantara mereka bilang “saya memandikan jenazah supaya bisa terus mengingat kematian dan berusaha selalu dekat dengan Allah”. 

Jika kita ingin belajar ilmu ikhlas yang sebenarnya, maka bergurulah pada mereka, orang-orang yang begitu lebar hatinya. Mereka yang berkhidmat pada ummat dengan konteks yang sebenarnya, mereka begitu bahagia saat kami memberi apresiasi sederhana, dan mereka menitikkan airmata karena mereka tidak menyangka akan ada yang memperhatikan mereka, lalu doa mereka tak berhenti. Semoga dengan memuliakan para hamba Allah istimewa, kita pun termasuk hamba yang diistimewakan Allah. Yuk beri hadiah rutin untuk mereka, dengan support program PANDA GARUT melalui :

Rekening Donasi :

1770005326204 (Bank Mandiri)

atau 

2118000323 (BNI Syari'ah)

atas nama Yayasan Panda Garut.

Jazzakumullah ahsanul jazza.

'.