Sahabat Berdaya, tahukah kamu bahwa menurut data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) tahun 2021, ada 30,16 juta jiwa lansia (usia 60 tahun ke atas) di Indonesia. Dan ini mencapai 11,01% dari total penduduk Indonesia.

 

Fakta 1 : satu dari dua (49,46%) lansia masih aktif bekerja (data bps 2021). Terutama di bidang informal.

Fakta 2 : tiga dari lima (59,21 persen) lansia bertindak sebagai kepala rumah tangga, yaitu orang yang bertanggungjawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga.

Data di atas menjadi penguat, bahwa banyak pekerja lansia yang kita temui di lapangan merupakan fakta adanya.  Di kala usia senja dan tubuh yang mulai renta tak menjadi kendala. Karena ada tanggung jawab dan kebutuhan yang mesti dipenuhi oleh para lansia ini.

Apresiasi untuk setiap pejuang nafkah keluarga, terutama para lansia.

----------

Sahabat Berdaya, salam kenal, kami Naik Pangkat. Sebuah program pendampingan ekonomi keluarga dari Sekolah Relawan. Sejak 2018 kami mendampingi beragam Pemetik Manfaat. Tentunya pejuang nafkah lansia pun cukup banyak.

Salah satunya adalah Mpo Midah. Terdampak efek domino pandemi, jualan nasi uduk Mpo Midah di daerah Cilincing, sempat sepi. Dengan bantuan tambahan modal Mpo Midah tetap berdaya.

"Alhamdulillah, neng... Mpo bisa jualan lagi... bisa nyicil lagi tabungan untuk perbaikan rumah..." 

Ada juga Abah Budiyanto. Laki-laki berambut putih dengan usia 70 tahun ini tetap gesit mendorong gerobak dan membuat papeda di sekitar daerah Kemiri Muka. Sempat istirahat jualan karena gerobak yang sudah menemaninya berjuang selama 13 tahun rusak dan perlu diperbaiki. Alhamdulillah berkat dukungan Sahabat Baik melalui Naik Pangkat, gerobak abah Budiyanto bisa diperbaiki dan Abah dapat tambahan modal untuk berjualan kembali.

Terima kasih ya Sahabat Berdaya atas semua dukungannya selama ini.

----------

Sahabat Berdaya, perkenalkan lansia pejuang berikut. 

Nenek Tarsih namanya. Perempuan 66 tahun ini pandai membuat aksesoris dan tas dari rajutan. Dan menjadikan rajut sebagai sumber penghidupannya, bersama kakek Muslih (73 tahun) yang saat ini mengalami stroke ringan.

Pembuatan produk rajut membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga sedikit menghambat penghasilan setiap harinya. Belum lagi pembelian bahan merajut seperti benang yang cukup mahal, membuat nenek Tarsih harus pandai menggunakan uang untuk kebutuhan modal dan kebutuhan sehari hari.

 Selain berjualan hasil rajut di sekitar Beji, Depok, nenek juga punya warung sangat sederhana di rumah untuk menambah penghasilan, yang dikelola oleh suami. 

"Yagitu neng, paling yang beli kesini cuma itu-itu aja, kalo penghasilan dari warung,  ada lah sekitar 10 ribu atau 20 ribu, cukup buat makan sehari-hari nenek sama bapak" ucap nenek Tarsih.

 

 

Semoga nenek Tarsih dan kakek Muslih selalu diberikan kesehatan dan dilapangkan rezeki terutama di saat usia mereka tak lagi muda, namun tetap berjuang untuk melanjutkan hidup.