Ancaman kelangkaan air di Indonesia diperkirakan semakin mendekat. Belum lagi, kita memiliki beberapa wilayah yang tingkat kekeringannya terbilang tinggi. Jangankan untuk mandi dan memasak, kebutuhan air bersih untuk dikonsumsi pun sangat sulit di dapat. Disamping itu, tidak lain juga terjadi di daerah perkotaan, masih banyak masyarakat menengah kebawah, yang kesulitan mendapatkan air bersih.

Prof. Suprihanto memaparkan mengenai kondisi dan tantangan air bersih yang aman di Indonesia. Ia mengungkapkan, berdasarkan data WHO, 19% penduduk dunia memiliki sumber air yang tidak aman. Selain itu 829.000 orang setiap tahun meninggal dikarenakan diare akibat air yang tidak aman dan sanitasi yang buruk. Berdasarkan data Bappenas tahun 2018 akses air minum layak di Indonesia adalah sebesar 87,75% dengan 6,8% adalah akses air minum aman. 

Begitu pun hal nya yang dialami para santri di kebanyakan  pondok pesantren khususnya yang ada di Jawa Barat. Salah satu keresahan santri adalah air yang digunakan sehari-hari tidak layak. Tidak hanya untuk mandi, tetapi air yang mereka gunakan juga untuk minum dan masak. Bukan tidak ingin mengeluh, tapi memang tidak ada pilihan lain. Begitupun tidak mengurangi semangat mereka untuk terus belajar menuntut ilmu dan beribadah.

Oleh karena itu, menjelang bulan ramadhan yang penuh keberkahan, Sekolah Relawan dan Jabar Bergerak Zilenial  melalu program Gerakan Berbagi Air ingin mengajak #sobatbaik untuk bisa bersama-sama bantu salurkan air bersih dan air minum untuk santri di pondok pesantren dan ke beberapa wilayah yang mengalami  krisis air bersih. Dengan harapan bisa membantu cukupi kebutuhan Air Bersih, baik untuk di konsumsi maupun digunakan sehari-hari.