Sepenggal kisah tentang Adam dan Jesika.
4 April 2020
Jalan Raya Pengasinan menjadi saksi perjuangan mereka.
“Lagi istirahat” kata Pak Susiawan.
Pak Susiawan, seorang pengamen jalanan dan ayah dari Adam dan Jesika. Dari Kota Makassar ia merantau ke tanah Jawa membawa harapan akan kehidupannya yg lebih baik. Apa mau dikata, mimpi yg dirajutnya pupus tergerus himpitan ekonomi. Untuk menyambung hidup ia mengamen di sepanjang Jalan Pengasinan Kota Depok bersama kedua anaknya. Adam dan Jesika, Kedua tunas bangsa yang katanya dipelihara oleh negara ini juga ikutan ngamen. Saat kami datang Jessika sedang menikmati ayam kendor (Kentucky dorong) tanpa nasi. Bukan karena diet tapi karena uangnya tak cukup. Satu potong berdua dengan sang abang yang keliatannya lebih sabar dan tabah.
“Biasanya udah dapet 50 ribu jam segini, tapi Hari ini cuma 25 ribu. Itupun juga buat bayar setoran alat ngamen 15 ribu” Ujar Pak Susiawan sambil menghela nafas panjang. Matanya kosong menatap rumput yang tumbuh di tepi trotoar.
Sore menjelang malam Alhamdulillah Allah mengetuk hati seseorang yg penyayang. Ia menitipkan paket sembako kepada kami untuk menyambung hidup Pak Susiawan dan keluarganya.
7 Agustus 2021
Adam dan Jesika masih mengamen dari toko ke toko di pinggir Jalan Pengasinan. Pak Susiawan ternyata sudah almarhum beberapa waktu lalu. Mereka bersama sang Ibu kini mengontrak di sebuah gubuk kecil. Alhamdulillah, Adam dan Jesika tetap bersemangat sekolah. Anak-anak yatim ini punya mimpi untuk kehidupan dan masa depan yang cerah. Mimpi alm Pak Susiawan bisa jadi tak terwujud, tapi masih ada harapan untuk Adam dan Jesika serta puluhan ribu anak yatim Indonesia meraih mimpi mereka.
Lebaran Anak Yatim tinggal beberapa waktu lagi, mari kawal masa depan anak-anak yatim Indonesia dengan berdonasi mulai dari Rp 10.000. Karena, mereka juga berhak bahagia.